Cara Perawatan Luka Dekubitus

Cara Perawatan Luka Dekubitus

Panduan Cara Perawatan Luka Dekubitus pada Penderita SCI

Ilustrasi Cara Perawatan Luka Dekubitus untuk Pasien Cedera Sumsum Tulang Belakang

Salah satu komplikasi yang sering dialami oleh penderita SCI (Spinal Cord Injury) adalah munculnya luka dekubitus. Berikut adalah langkah-langkah ringkas Cara Merawat Luka Dekubitus dari SCI.or.id:

Langkah-Langkah Perawatan:

  1. Bersihkan luka dengan air hangat, NaCl, atau Killbac menggunakan kassa steril secara perlahan.
  2. Teteskan obat penyembuh luka seperti Oxoferin atau oleskan salep Burnazin pada area luka.
  3. Tutup luka dengan kain kassa steril, lalu rekatkan pinggirannya dengan plester luka fiksasi (seperti Hypafix, Ultrafix, atau Fixomul).
  4. Jaga selalu kebersihan area di sekitar luka agar tetap kering dan tidak lembap.
  5. Wajib melakukan alih posisi baring setiap 2 jam sekali (miring kanan, miring kiri, terlentang) untuk mengurangi tekanan pada luka.
  6. Konsumsi makanan yang mengandung protein tinggi (seperti telur, ikan, daging) untuk mempercepat regenerasi sel kulit.

Catatan: Jika luka tidak kunjung membaik atau menunjukkan tanda infeksi parah, segera hubungi tenaga medis.

Penyebab Ulkus Dekubitus (Bedsores)

Penyebab Ulkus Dekubitus (Bedsores)

Mengenal Ulkus Dekubitus (Bedsores): Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Ilustrasi Penyebab Ulkus Dekubitus atau Bedsores akibat tekanan

Ulkus Dekubitus (juga dikenal sebagai luka akibat penekanan, ulkus kulit, atau bedsores) adalah kerusakan kulit yang terjadi akibat kekurangan aliran darah dan iritasi pada kulit yang menutupi tulang yang menonjol. Kulit tersebut mendapatkan tekanan dari tempat tidur, kursi roda, gips, pembidaian, atau benda keras lainnya dalam jangka panjang.

Bagian tubuh yang sering mengalami ulkus dekubitus adalah area penonjolan tulang, yaitu: sikut, tumit, pinggul, pergelangan kaki, bahu, punggung, dan kepala bagian belakang.

Penyebab Ulkus Dekubitus

Kulit kaya akan pembuluh darah yang mengangkut oksigen. Jika aliran darah terputus lebih dari 2-3 jam akibat tekanan, maka kulit akan mati, dimulai dari lapisan paling atas (epidermis). Awalnya kulit tampak merah dan meradang, lalu membentuk luka terbuka.

Siapa yang berisiko tinggi?

  1. Imobilitas: Orang-orang yang tidak dapat bergerak (lumpuh, sangat lemah, atau dipasung).
  2. Gangguan Perasa Nyeri: Orang yang tidak mampu merasakan nyeri (akibat cedera saraf, stroke, atau diabetes), sehingga tidak ada dorongan alami untuk bergerak saat tertekan.
  3. Malnutrisi: Kekurangan gizi menyebabkan hilangnya lapisan lemak pelindung dan kulit sulit pulih.
  4. Faktor Eksternal: Gesekan baju, kerutan seprei, atau kelembapan akibat keringat/urine dalam jangka panjang.

Gejala dan Stadium

Gejala umumnya berupa nyeri dan gatal-gatal (kecuali jika ada gangguan saraf). Berikut adalah tingkatan keparahannya:

Tahapan atau Stage Ulkus Dekubitus dari Stadium 1 hingga 4
  • Stadium 1: Ulkus belum terbentuk seutuhnya, kulit hanya memerah.
  • Stadium 2: Kulit merah, bengkak, sering disertai lepuhan atau lapisan atas mati.
  • Stadium 3: Ulkus (luka) mulai timbul dan menyusup ke lapisan kulit lebih dalam.
  • Stadium 4: Luka menembus kulit dan lemak, hingga mencapai otot.
  • Stadium 5: Terjadi kerusakan otot yang parah.
  • Stadium 6: Stadium terdalam, kerusakan mencapai tulang dan berisiko infeksi tulang.

Diagnosa

Diagnosis ditegakkan oleh dokter berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan fisik secara langsung pada area yang dicurigai.

Pengobatan

Mengobati dekubitus lebih sulit daripada mencegahnya. Berikut metode penanganannya:

  • Hilangkan Tekanan: Pada stadium awal, luka bisa membaik sendiri jika tekanan dihilangkan.
  • Perawatan Luka: Tutup luka dengan perban (gunakan yang berlapis teflon atau jeli minyak agar tidak lengket). Untuk luka dalam, gunakan perban gelatin untuk memicu pertumbuhan kulit baru.
  • Pembersihan: Jika bernanah/infeksi, bersihkan dengan cairan disinfektan (seperti povidon-iodin).
  • Tindakan Medis: Dokter mungkin melakukan debridemen (membuang kulit mati) atau pencangkokan kulit jika diperlukan.
  • Antibiotik: Diberikan jika terjadi infeksi, terutama jika menyebar ke tulang (osteomielitis).

Pencegahan

Pencegahan adalah kunci utama karena pengobatan memakan biaya dan waktu lama. Langkah pencegahan meliputi:

  • Alih Posisi (Miring Kanan-Kiri): Lakukan minimal setiap 2 jam sekali untuk pasien yang tidak bisa bergerak.
  • Bantalan Pelindung: Lindungi area tulang menonjol dengan bantal atau busa lembut.
  • Nutrisi Seimbang: Konsumsi makanan sehat kaya protein dan kalori.
  • Hygiene: Jaga kebersihan kulit dan pastikan kulit selalu kering.
  • Kasur Khusus: Gunakan kasur anti-decubitus (kasur angin/air) untuk pasien tirah baring lama.